Ngaresrejo, Sukodono, Sidoarjo – Di tepian Desa Ngaresrejo—sebuah dusun kecil di utara Desa Jogosatru—terdapat sekeping sejarah yang terus disimpan masyarakat setempat: makam Mbah Barnawi, sosok yang dihormati sebagai wali dan pelopor penyebaran Islam di lingkungan sekitar.
Berbeda dengan figur biasa, Mbah Barnawi bukan keturunan tokoh resmi Desa Jogosatru, namun jejak kontribusinya abadi. Konon, bersama Mbah Ali, ia turut mendirikan Pasar Legi, pusat perdagangan sekaligus titik temu spiritual yang mengikat komunitas lokal melalui berbagai interaksi. Hingga kini, para pengunjung Pasar Legi tak lupa menyempatkan diri berziarah ke makam beliau, menapaki doa sekaligus mengukuhkan rasa hormat yang terus tumbuh sepanjang puluhan generasi.
Suasana menuju makamnya beraroma nostalgia: jalan setapak yang memanggil ingatan akan ketenangan, bayangan pepohonan rindang, serta suara langkah kaki yang khidmat. Bagi banyak warga, bukan sekadar tempat makam—melainkan simbol akar spiritual yang menghubungkan masa lalu dan masa kini.
“Setiap kali ke pasar, saya selalu ingat untuk mampir ke Mbah Barnawi,” tutur salah seorang pengunjung lokal. “Bukan hanya soal doa, tapi mengenang siapa yang dulu membentuk desa ini dengan ketulusan.”
Biografi resmi tentang Mbah Barnawi memang minim, namun dalam kawasan tradisi lisan, namanya hidup. Ia menjadi salah satu pilar spiritual yang membentuk ruang sosial: di pasar, di pesona keseharian masyarakat, bahkan di getar budaya religi warga yang tak lekang oleh waktu.
Ringkasan Profil
| Aspek | Deskripsi |
|---|---|
| Nama | Mbah Barnawi |
| Peran | Wali/peletak dasar penyebaran Islam di Ngaresrejo |
| Kontribusi | Bersama Mbah Ali, mendirikan Pasar Legi |
| Lokasi Makam | Di Desa Ngaresrejo, utara Desa Jogosatru, Kecamatan Sukodono, Sidoarjo |
| Kearifan Lokal | Ziarah ke makam masih menjadi tradisi masyarakat hingga saat ini |

